Senin, Agustus 09, 2010

Tentang Bimbang itu


Sebuah mimpi...
Saya ingin mereka bahagia karena saya...


Cahaya mata dari mereka, kebahagiaan mereka adalah ekspresi terindah yang bisa menghibur saya.
Bila selama ini saya teramat sulit menjabarkan keluh yang menyerang, tentang bimbang, tentang ladang hati yang bernuansa kebiruan...

Ya Allah...mampukah saya bertahan atas berbagai lecutan yang melukai hati saya...
Bila kata sabar dan ikhlas sangat mudah mengalir dari bibir tapi begitu sulit untuk membiasakan...
Sebuah pembelajaran yang tak pernah bosan untuk mendewasakan hati, meski letih kadang melihat ketimpangan yang makin memperburuk sangkaan - sangkaan atas diri, Astaghfirullah...mudah sekali membolak - balik hati...

Dan memang, meskipun harus bertahan dengan situasi yang berat...bimbinglah saya, biar saya tetap tafakur bila rindu kepada-Mu, biar saya kembali bersimpuh, menghaturkan segala yang tersimpan didada pada pemilik raga, pemilik jiwa saya...betapa kecil diri saya...betapa rapuh...

Dan biarkan bimbang itu terbang bagai butiran debu...jauh...

Sabtu, Agustus 07, 2010

Dua Hati, Dua Tanda Kegelisahan


Engkau yang dulu masih melukis wajah dalam diam terkadang terlihat damai tanpa kutahu apa isi gejolakmu, begitu selalu menyita hari - harimu, membelitkan rindu yang tak kunjung bersambut
Engkau yang dulu hanya membuat tanda ditiap senyuman yang samar, betapa hebat rasamu
Setahun yang lalu aku ingin menjemputmu, hanya ingin membagi waktu denganmu, tapi ternyata kesempatan itu aku lewatkan tanpa kusadari bahwa senyuman itu adalah yang terakhir kau lukiskan untukku
Aku tak pernah tahu dunia membawamu kemana, jauh dariku, merenggut tiap tanda yang kau tinggalkan, memburamkan tiap jejakmu
Rasanya aku menjadi sulit membuka pandanganku setelah engkau menghilang, menjadi bagian yang sulit aku artikan

Dia memang menyenangkan sekaligus membosankan, mungkin lebih tepatnya tak bisa kulihat senyum yang sepertimu diwajahnya
Mencemaskan
Terlalu naif jika kupaksakan dia menjadi orang lain, menjadi seperti dirimu...
Begitu lelah mencoba melengkapi diri, bertahan setelah membuatmu kecewa, haruskah juga kupahatkan luka dihatinya...
Kulihat mata mata mereka menyalahkan sikapku, tak mau mengerti dilema hati yang berseteru dalam duniaku
Kurasa engkaupun begitu setelah lelah dengan senyum dan kegelisahan, meninggalkanku tanpa sajak
Dan permainan hati yang kutawarkan padanya lebih dari menyakitinya

Biarkan aku melepaskan engkau, melepaskan dia tanpa gelisah
Mengingatkan semua sebagai anugerah yang begitu besar dengan segala kekesalan dan keresahan diri sendiri
Ternyata aku memainkan perananku dengan tiada bijak
Apa yang perlu ku lihat dan pelajari...
Selanjutnya apa...???

re-posting @ 6 Januari 2010 jam 4:00

Untitle



Kalau saja saya punya sayap hingga mampu membawa jangkauan langkah ini jauh,tak seperti kini yang melemah bagai butiran harapan jatuh dari pohonnya.
Terkadang saya hanya bisa melihat, merasa tanpa bisa melebur bersama keramaian.

Kerinduan yang ada seperti jatuhnya tinta emas dalam gelas air, perlahan memudar tak bersenyawa.
Saya hanya sendiri tak mampu menjawab pertanyaan mereka, tak bisa membawa purnama belahan jiwa menyapa..
Tuhan, apakah ada yang salah dari berita yang tersembunyi oleh hati
ah tak kuasa melihat mata2 mereka...




re-posting @ FB

19 Februari 2010 jam 9:27