sekedar bicara saja
seorang reni yang hanya mencoba menuangkan segala bentuk pikirannya sendiri...
Senin, Januari 07, 2013
Mencari Ikhlas
Saya tidak tahu lagi harus bicara apa, saya sudah komunikasikan kepada pemilik nafas, kegalauan, keresahan dan jujur saja saya sangat manunggu - nunggu jawabannya.
yaaah mudah - mudahan Alloh berkenan memberi pencerahan yang teramat saya butuhkan.
"Saya belajar ikhlas, kemana lagi saya meminta jika tak KAU kabulkan doa-doa saya, kemana lagi… Hamba ingin selalu bersamaMu disisa umur hamba ya Anta Ma’ana"
Dia, lelaki yang telah halal untuk saya...yang dengan berusaha saya hormati dan cintai, namun perlahan dia telah melalaikan apa yang pernah diucapkannya saat mengkhitbah saya. Sudah cukup saya mengingatkannya, berkali tetapi dia tak pernah mencoba memperbaiki.
Retak...hati saya sudah retak, saya tidak tahu lagi apakah masih ada kebaikan jika bersama...
Alloh, bantulah hamba agar ikhlas, sadarkah suami hamba...>_<
Selasa, Juli 19, 2011
Untuk mu
Ingatan ini tak pernah beranjak menjauh...tentang suara dan tawa khasmu
entah irama apa yang mengalun dalam pendaran jiwa....lara masih menyisakan embun dalam mata
matamu dalam mata - mata bidadari yang engkau tinggalkan
senyummu dalam balutan manja mereka
dan aku terdiam....dalam kehilanganmu
Alloh SWT....
sepertinya masih tak percaya jika dunia kami telah Engkau pisahkan
Engkau membawanya saat ia masih berjuang untuk mengantarkan kemungilan yang terakhir
dalam desahan.....dengan kekuatannya mengantarkan ia pada Mu
jalan cahaya
semoga husnul khotimah...
Innalillahi wainnalillahi roji'un...
Selamat jalan mbak,
Selamat menuju keabadian...
Selamat bertemu Alloh
.....semoga ikhlas selalu mnyertai jiwa - jiwa yang engkau tinggalkan......
Senin, Agustus 09, 2010
Tentang Bimbang itu
Sebuah mimpi...
Saya ingin mereka bahagia karena saya...
Cahaya mata dari mereka, kebahagiaan mereka adalah ekspresi terindah yang bisa menghibur saya.
Bila selama ini saya teramat sulit menjabarkan keluh yang menyerang, tentang bimbang, tentang ladang hati yang bernuansa kebiruan...
Ya Allah...mampukah saya bertahan atas berbagai lecutan yang melukai hati saya...
Bila kata sabar dan ikhlas sangat mudah mengalir dari bibir tapi begitu sulit untuk membiasakan...
Sebuah pembelajaran yang tak pernah bosan untuk mendewasakan hati, meski letih kadang melihat ketimpangan yang makin memperburuk sangkaan - sangkaan atas diri, Astaghfirullah...mudah sekali membolak - balik hati...
Dan memang, meskipun harus bertahan dengan situasi yang berat...bimbinglah saya, biar saya tetap tafakur bila rindu kepada-Mu, biar saya kembali bersimpuh, menghaturkan segala yang tersimpan didada pada pemilik raga, pemilik jiwa saya...betapa kecil diri saya...betapa rapuh...
Dan biarkan bimbang itu terbang bagai butiran debu...jauh...
Sabtu, Agustus 07, 2010
Dua Hati, Dua Tanda Kegelisahan
Engkau yang dulu masih melukis wajah dalam diam terkadang terlihat damai tanpa kutahu apa isi gejolakmu, begitu selalu menyita hari - harimu, membelitkan rindu yang tak kunjung bersambut
Engkau yang dulu hanya membuat tanda ditiap senyuman yang samar, betapa hebat rasamu
Setahun yang lalu aku ingin menjemputmu, hanya ingin membagi waktu denganmu, tapi ternyata kesempatan itu aku lewatkan tanpa kusadari bahwa senyuman itu adalah yang terakhir kau lukiskan untukku
Aku tak pernah tahu dunia membawamu kemana, jauh dariku, merenggut tiap tanda yang kau tinggalkan, memburamkan tiap jejakmu
Rasanya aku menjadi sulit membuka pandanganku setelah engkau menghilang, menjadi bagian yang sulit aku artikan
Dia memang menyenangkan sekaligus membosankan, mungkin lebih tepatnya tak bisa kulihat senyum yang sepertimu diwajahnya
Mencemaskan
Terlalu naif jika kupaksakan dia menjadi orang lain, menjadi seperti dirimu...
Begitu lelah mencoba melengkapi diri, bertahan setelah membuatmu kecewa, haruskah juga kupahatkan luka dihatinya...
Kulihat mata mata mereka menyalahkan sikapku, tak mau mengerti dilema hati yang berseteru dalam duniaku
Kurasa engkaupun begitu setelah lelah dengan senyum dan kegelisahan, meninggalkanku tanpa sajak
Dan permainan hati yang kutawarkan padanya lebih dari menyakitinya
Biarkan aku melepaskan engkau, melepaskan dia tanpa gelisah
Mengingatkan semua sebagai anugerah yang begitu besar dengan segala kekesalan dan keresahan diri sendiri
Ternyata aku memainkan perananku dengan tiada bijak
Apa yang perlu ku lihat dan pelajari...
Selanjutnya apa...???
re-posting @ 6 Januari 2010 jam 4:00
Langganan:
Postingan (Atom)