Sabtu, Agustus 07, 2010

Dua Hati, Dua Tanda Kegelisahan


Engkau yang dulu masih melukis wajah dalam diam terkadang terlihat damai tanpa kutahu apa isi gejolakmu, begitu selalu menyita hari - harimu, membelitkan rindu yang tak kunjung bersambut
Engkau yang dulu hanya membuat tanda ditiap senyuman yang samar, betapa hebat rasamu
Setahun yang lalu aku ingin menjemputmu, hanya ingin membagi waktu denganmu, tapi ternyata kesempatan itu aku lewatkan tanpa kusadari bahwa senyuman itu adalah yang terakhir kau lukiskan untukku
Aku tak pernah tahu dunia membawamu kemana, jauh dariku, merenggut tiap tanda yang kau tinggalkan, memburamkan tiap jejakmu
Rasanya aku menjadi sulit membuka pandanganku setelah engkau menghilang, menjadi bagian yang sulit aku artikan

Dia memang menyenangkan sekaligus membosankan, mungkin lebih tepatnya tak bisa kulihat senyum yang sepertimu diwajahnya
Mencemaskan
Terlalu naif jika kupaksakan dia menjadi orang lain, menjadi seperti dirimu...
Begitu lelah mencoba melengkapi diri, bertahan setelah membuatmu kecewa, haruskah juga kupahatkan luka dihatinya...
Kulihat mata mata mereka menyalahkan sikapku, tak mau mengerti dilema hati yang berseteru dalam duniaku
Kurasa engkaupun begitu setelah lelah dengan senyum dan kegelisahan, meninggalkanku tanpa sajak
Dan permainan hati yang kutawarkan padanya lebih dari menyakitinya

Biarkan aku melepaskan engkau, melepaskan dia tanpa gelisah
Mengingatkan semua sebagai anugerah yang begitu besar dengan segala kekesalan dan keresahan diri sendiri
Ternyata aku memainkan perananku dengan tiada bijak
Apa yang perlu ku lihat dan pelajari...
Selanjutnya apa...???

re-posting @ 6 Januari 2010 jam 4:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar